Aneksasi Texas adalah bergabungnya Republik Texas ke dalam Amerika Serikat dan menjadi negara bagian yang ke-28 pada tanggal 29 Desember 1845.[1][2][3]
Republik Texas melepaskan diri dari Meksiko dan mendeklarasikan kemerdekaannya pada tanggal 2 Maret 1836 dengan Samuel Houston sebagai presiden dan Mirabeau B. Lamar sebagai wakil presiden pertamanya. Walaupun kemerdekaan Texas tertulis dalam Perjanjian Velasco yang ditandatangani oleh presiden Meksiko, Antonio López de Santa Anna, pemerintah Meksiko tidak pernah mengakui kemerdekaan Texas.[2][3][4]
Republik Texas mengajukan proposal aneksasi kepada Amerika Serikat tidak lama setelah memproklamasikan kemerdekaannya. Namun terlepas sambutan hangat Amerika terhadap perjuangan Texas, Presiden Andrew Jackson menolak memberikan pernyataan sehubungan dengan kemerdekaan Texas saat itu dan baru mengakuinya pada tanggal 3 Maret 1837.[4][5][6][7]
Presiden pertama Texas, Samuel "Sam" Houston dan sebagian besar masyarakat Texas yang adalah emigran dari Amerika menginginkan untuk bergabung dengan negara asal mereka. Dari segi politis, aneksasi Texas berarti perlindungan politik dari kemungkinan konfrontasi dengan Meksiko yang tidak pernah mengakui kemerdekaan Texas. Secara ekonomi, aneksasi juga berarti perbaikan fasilitas publik, sistem pemerintahan dan peningkatan kesejahteraan. Namun bagi warga Texas keinginan ini didasari hal yang sangat sederhana, mereka tidak pernah berhenti menjadi warga Amerika.[8][9]
Respons Amerika terhadap aneksasi terbagi dalam dua kubu. Kubu yang pertama menentang aneksasi dengan alasan Texas adalah wilayah yang mendukung perbudakan dan bergabungnya Texas dapat memicu perang dengan Meksiko. Kubu yang kedua mendukung aneksasi dengan pertimbangan sebagian besar warga Texas adalah warga Amerika. Isu aneksasi Texas ini menjadi pembahasan politik paling penting saat pemilihan presiden tahun 1844.[8][9][10][11][12]
Setelah permintaan aneksasi Texas ditolak, Sam Houston membuka kesempatan untuk meminta perlindungan dari Inggris. Saat Houston digantikan oleh Mirabeau B. Lamar, dan presiden Andrew Jackson diganti oleh Martin Van Buren, kemungkinan aneksasi tertutup sama sekali. Presiden Lamar tidak ingin Texas bergantung kepada negara manapun. Sedangkan Presiden Van Buren adalah tokoh anti perbudakan yang menganggap tidak ada urgensi bagi Texas sebagai negara yang mendukung perbudakan untuk masuk menjadi bagian Amerika.[11][13]
Saat Sam Houston kembali menjadi presiden menggantikan Lamar, Texas di ambang kebangkrutan, yang membuatnya kembali mengajukan kemungkinan aneksasi melalui perwakilannya, Isaac Van Zandt dan James Reily. Baru pada akhir tahun 1843, Sekretaris Negara Amerika Serikat Abel Upshur membicarakan aneksasi atas permintaan Presiden John Tyler. Presiden Houston meresponnya dengan meminta diplomat kawakan James Pinckney Henderson untuk mendampingi Van Zandt. Pada tanggal 22 April 1844, perjanjian aneksasi dibawa ke Dewan Senat Amerika. Pada tanggal 8 Juni 1844, Senat Amerika menolak perjanjian aneksasi.[2][10]
Di akhir masa jabatannya, Presiden Tyler menandatangani pengajuan Resolusi Brown yang disetujui oleh Senat untuk dibawa ke Dewan Senat Texas. Pada bulan Desember 1845, Dewan Perwakilan dan Dewan Senat Amerika menyetujui aneksasi Texas. Tanggal 29 Desember 1845, Presiden Polk menandatangani undang-undang aneksasi dan Texas resmi bergabung dengan Amerika sebagai negara bagian ke-28.[2][3][10]